Melukis di Kaos dan Baju

dinaryusnia - Sudah enam tahun terakhir ini Ovy Noviaridian melukis di selembar kain. Awal mulanya justru bukan lembaran-lembaran kain baru yang belum dijahit. Melainkan baju-baju bekasnya yang sudah menumpuk di gudang, karena sudah ketinggalan trend. ‘’Lama-lama kok sayang ya kalau baju-baju itu dibiarkan begitu saja. Padahal ada beberapa yang harganya mahal lho,’’ kata Ovy, sapaan karibnya.

Dia pun cari akal, bagaimana caranya supaya baju-baju itu bisa dipakai lagi dan tidak ketinggalan mode. Kalau cuma diberi tambahan aksesori, seperti hiasan bros, pita, renda atau kancing, Ovy merasa kurang pas karena tetap saja terlihat jadulnya (jaman dulu). ’’Setelah cari ke sana ke mari, saya ketemu dengan teknik lukis tekstil.

Awalnya bukan kain baru lho, tapi saya coba ke baju-baju bekas pakai milik keluarga,’’ bebernya. Ibu satu putri ini pun mengambil beberapa helai blus maupun kaos yang sudah tak dipakai tersebut. Dia coba-coba memberi motif, lantas menggoreskan kuas dengan cat tekstil aneka warna di baju itu. ’’Hasilnya ternyata lumayan. Bagus juga, karena seolah-olah seperti lukisan kain sungguhan,’’ ungkapnya, bangga.

Lama kelamaan bukan kaos bekas yang jadi kanvas. Ovy pun membeli baju-baju polos yang khusus ia lukis. Tak hanya yang berbahan katun, tapi mulai melebar ke sifon, kaos hingga sutra pun turut jadi ‘korban’ kreativitasnya. “Bahkan beberapa jeans saya, juga tak lukis lho. Hasilnya malah makin nyentrik,’’ tuturnya.

Menurut Ovy, melukis di atas media kain itu tak sulit. Justru ia merasa tertantang, karena lukisan yang ia buat tak boleh salah. ’’Kalau di kertas, begitu salah bis alangsung dibuang. Di kain nggak bisa begitu, karena harga kain kan nggak murah,’’ akunya.

Untuk melukis kain, Ovy lebih suka memilih obyek bunga dan binatang. Mawar, melati, ktisan, aster, sepatu, matahari dan anggrek adalah bunga-bunga yang seringkali menjadi obyek lukisannya. Sementara kalau untuk binatang, perempuan 37 tahun ini paling sering memindahkan obyek kupu-kupu.

Dari sekedar mengisi waktu luang, kegiatan Ovy melukis di atas lembaran-lembaran kain sudah menghasilkan uang. Dari promosi mulut ke mulut, banyak pesanan yang datang ke tangannya. ’’Bahkan banyak perempuan muslim yang minta jilbab maupun kerudungnya saya lukis,’’ katanya. Kini, hasil karya Ovy sudah dikenal hingga luar pulau seperti Kalimantan dan Sulawesi.

Ditambahkan Ovi, meskipun pembuatannya sedikit rumit, tapi merawat kain yang dilukis tak begitu sulit. Semua jenis deterjen bisa digunakan. Begitu pula pencucian dengan mesin cuci juga diperbolehkan, asalkan tidak terlalu keras. ’’Supaya awet, setelah lukisannya kering langsung diseterika saja. Supaya cat tekstilnya menyerap dan menyatu di kain,’’ pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar